Ihram

Hakikat ihram adalah memasuki kondisi haram. Yang dimaksud disini adalah niat untuk masuk ke dalam ibadah haji atau umroh.

Ihram

Hakikat ihram adalah memasuki kondisi haram. Yang dimaksud disini adalah niat untuk masuk ke dalam ibadah haji atau umroh. Atau masuk ke dalam keharaman-keharaman tertentu, atau dengan kata lain, mengikuti aturan keharaman tertentu (dengan menjauhinya). Ihram tidak sah kecuali dengan niat, “Semua amal bergantung pada niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan apa yang ia niatkan…” (HR. Bukhari dan Muslim dari Umar Ra.)

Tempat niat adalah hati, dan ihram adalah niat dengan hati. Lebih afdhal, menurut kebanyakan ulama, mengucapkan apa yang diniatkan. Hal ini didasarkan atas Riwayat Anas Ra., “Aku dulu mendengar Rasulullah Saw berkata, ‘Aku datang memenuhi panggilan-Mu untuk menunaikan haji dan umroh.’ (HR. Muslim). Caranya adalah dengan :

Lafaz niat UMROH:

“Labbaika Allaahumma ‘Umratan”

“Ya Allah, Aku memenuhi panggilan-Mu untuk Umroh”

Amalan Sunnah Sebelum Ihram

  1. Mandi untuk membersihkan diri atau berwudhu.
  2. Memotong kuku, mencukur kumis, mencabut rambut di ketiak dan mencukur rambut di sekitar kemaluan.
  3. Mengoleskan parfum ke tubuh sebelum ihram.
  4. Laki-laki melepas pakaian berjahit, dan mengenakan dua helai kain yang bersih, yang terdiri atas sehelai sarung dan sehelai selendang, yang baru dan sudah dicuci, serta menggunakan sepasang sendal.
  5. Wanita berihram dengan wajah terbuka, tidak tertutup cadar (dengan kesepakatan semua fuqaha).
  6. Disunnahkannya yang berwarna putih.
  7. Menunaikan shalat sunnah ihram sebanyak dua rakaat sesudah mandi sebelum ihram.
  8. Lalu berihram, lebih afdhal berihram ketika kendaraan sudah mulai bergerak.
  9. Membaca Talbiah secara berulang dan mengangkat suara ketika membaca talbiyah.

Kewajiban-kewajiban Ihram

Yang dimaksud dengan kewajiban-kewajiban ihram ialah seluruh amal perbuatan yang jika ditinggalkan maka orang yang meninggalkannya harus membayar dam (denda) :

a. Ihram dari miqat. Miqat (bahasa Arab: میا ت) adalah batas bagi dimulainya ibadah haji dan umroh (batas-batas yang telah ditetapkan). Apabila melintasi miqat, seseorang yang ingin mengerjakan haji dan umroh perlu mengenakan kain ihram dan memasang niat.

Berikut lokasi miqat secara makani (tempat) :

  • Bagi mereka yang tinggal di Mekkah, tempat untuk ihram haji adalah Mekkah itu sendiri (rumah sendiri). Untuk umroh ialah keluar dari tanah haram Mekkah yaitu sebaiknya di Ji’ranah, Tan’im atau Hudaibiyah.
  • Bagi mereka yang datang dari sebelah Timur seperti Indonesia, Malaysia, Singapura dan kebanyakan negara Asia lain, tempatnya adalah Qarnul Manazil.
  • Bagi yang datang dari Barat seperti Mesir, miqatnya di Juhfah.
  • Bagi yang datang dari Selatan seperti Yaman, tempat untuk berihram adalah Yalamlam
  • Bagi yang datang dari Madinah, tempatnya di Dzulhulaifah Bir Ali (Abyar’Ali).
  • Bagi yang datang dari bahagian Iraq pula adalah di Dzatu ‘Irq.

b. Meninggalkan larangan-larangan Ihram. Diharamkan bagi seseorang yang telah berihram melakukan hal-hal sebagai berikut:

  1. Memakai pakaian yang dijahit, surban, celana, penutup kepala dan sepatu yang menutupi mata kaki.
  2. Menutup wajah dan kedua tangan bagi Wanita.
  3. Memakai minyak wangi / yang berbau wangi seperti sabun
  4. Memotong kuku dan menghilangkan rambut, baik dengan cara mencukur atau memendekkan atau dengan cara lainnya.
    Jika melanggar dengan sengaja atau tidak sengaja atau tidak tahu nomor 1 sd 4, sanksinya boleh memilih antara menyembelih kambing, memberi makan kepada enam orang miskin sebanyak tiga sha’ (masing-masing setengah sha’ atau 1375,5 gram [1 sha’=2751]). (QS. Al-Baqarah [2]:196)
  5. Berhubungan intim dan faktor-faktor yang dapat membuatnya tertarik untuk berhubungan intim.
    Jika melanggar perbuatan-perbuatan yang mengarah kepada hubungan intim, pelakunya harus membayar dam, menyembelih kambing. Jika sampai berhubungan intim maka dendanya menyembelih unta dan umrohnya harus diulang.
  6. Mengerjakan kemaksiatan.
  7. Bermusuhan dan berdebat.
  8. Melamar dan menikah.
    Jika melanggar di nomor 6,7,8, sanksinya harus beristighfar dan bertaubat.
  9. Membunuh atau menyembelih hewan buruan darat atau mengisyaratkan atau memberi tanda untuk membunuh hewan buruan tersebut.
    Jika melanggar larangan ini, sanksinya menggantikan dengan hewan yang seimbang.